LATAR BELAKANG BERDIRINYA MAHATMA
Olahraga Pernafasan (ORP) Mahatma didirikan pada tanggal 28 Oktober 1995 di Jakarta. Dipilihnya tanggal tersebut sengaja bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, dimaksudkan agar Semangat Sumpah Pemuda mewarnai semangat Olahraga Pernapasan (ORP) Mahatma.
Kisah didirikannya MAHATMA ini berawal ketika ada seorang wanita mengalami sakit dimana seluruh wajahnya tertutup oleh jerawat batu (bisul). Wanita tersebut adalah seorang yang untuk makan sehari-hari saja pas-pasan, namun karena ingin sembuh ia keluarkan biaya yang besar untuk berobat. Menurut penuturan wanita tersebut, ia telah berobat ke dokter umum, namun tidak mengalami perubahan, sehingga pindah ke dokter spesialis kulit, namun sampai obatnya juga habis ternyata tidak ada perubahan, dan akhirnya pindah ke dokter spesialis kulit lainnya, namun ternyata tidak ada perubahan.
Setelah mendengar penuturan wanita tersebut Pak Haji Riva’i mencoba mengobati wanita tersebut, namun begitu diobati terlihat ada sesuatu yang tidak beres, pantas saja tidak sembuh berobat di dokter, karena penyakit tersebut bukannya penyakit alami, namun penyakit kiriman (santet). Dengan memohon pada Yang Maha Kuasa, setelah diobati penyakit wanita tersebut langsung sembuh. Disaat itulah Pak Haji Riva’i berpikir, kenapa ilmu yang sangat bagus ini tidak diamalkan kepada orang banyak, rasanya dosa besar melihat orang lain menderita dan tak kunjung sembuh sementara kita diam saja. Sejak saat itulah muncul niat mendirikan perguruan untuk membantu orang-orang yang sakit.
Kemudian didirikanlah perguruan untuk menampung orang-orang yang sakit. Anggota pertama ada sekitar 20 orang murid dan perguruan tersebut dinamakan Sinar Hati. Orang yang masuk perguruan tersebut tidak dikenakan Uang Pendaftaran dan tidak diminta Uang Iuran, bahkan setiap kali latihan disediakan makan dan minum. Ternyata dalam waktu hanya sekitar 3 bulan saja latihan tersebut bubar. Disaat itu Pak Haji Riva’i berpikir diberi gratis saja tidak jalan, berarti ada yang salah dalam management ini, mungkin justru bila ditarik uang pendaftaran dan iuran bulanan maka orang mau mengikuti latihan.
Selang sebulan setelah perguruan Sinar Hati tersebut bubar, kebetulan Pak Haji Riva’i mengikuti pertemuan akbar perusahaan Multi Level Marketing (MLM) terbesar di dunia. Pertemuan yang diadakan di stadion Senayan tersebut berlangsung selama 3 malam berturut-turut, yaitu dari jam 7.30 malam sampai jam 12.00 malam. Pada hari kedua, dari pertemuan tersebut menampilkan pembicara seorang wanita pengusaha yang sangat sukses di bisnis MLM, bernama Nancy Dornan. Ia menceritakan pengalamannya, anaknya yang ketiga (yang bungsu) lahir cacat di kakinya sehingga memerlukan biaya pengobatan yang mahal. Karena kehidupan ekonominya sulit, untuk biaya berobat anaknya tidak mempunyai biaya. Akhirnya ia bertekad ingin menjadi orang kaya agar anaknya bisa tertolong.
Namun setelah sukses ia tidak lupa diri, bahkan sebagian penghasilannya disisihkan untuk membantu anak-anak terlantar di Bosnia, Eropa, Jakarta dan berbagai kota lainnya di dunia. Saat itu Pak Haji Riva’i melihat begitu mengagumkan wanita tersebut, seorang wanita miskin yang akhirnya sukses jadi pengusaha besar karena begitu sayangnya kepada anaknya yang cacat, dan setelah sukses ia membantu anak-anak terlantar di seluruh dunia. Disaat itu Pak Haji Riva’i merasa dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan wanita tersebut. Dia wanita, namun hidupnya sangat berarti untuk orang banyak, sedangkan saya seorang pria, namun hidup saya kok rasanya tidak berarti untuk orang lain.
Disaat itu Pak Haji Riva’i memohon kepada yang Maha Kuasa, agar diberi jalan agar hidup ini bisa berarti untuk orang banyak. Di dalam hati ia berdo’a, “Yaa Allah saya ingin hidup saya bisa berarti untuk orang banyak. Yaa Allah saya mempunyai ilmu pernafasan, izinkanlah agar ilmu pernafasan tersebut dapat jmembantu orang banyak”. Rupanya doa yang terucap didalam hati tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
dan seketika diatas langit stadion Senayan menggelegar suara teriakan bagaikan halilintar yang menggetarkan hati yang berbunyi “MAHATMA”.
Disaat itu pak Riva’i terhenyak kaget, dan yang lebih kaget lagi kenapa namanya MAHATMA, seperti nama India, kenapa bukan seperti nama Arab. Disaat itu Pak Haji Riva’I munajat kepada Allah apa arti nama tersebut, maka sesaat kemudian mendapat petunjuk bahwa MAHATMA tersebut merupakan singkatan dari kata Maju Sehat Bersama.
Sejak saat itulah pak Riva’i menyusun perguruan olahraga pernafasan MAHATMA. Managementnya harus menggunakan system management modern, dimana harus ada uang pendaftaran dan iuran bulanan. MAHATMA akan berkembang berkat jasa para anggota yang ikut mengembangkan (sponsor), untuk itu sebagai rasa terima kasih dan penghargaan kepada para sponsor, maka sebagian besar pemasukan MAHATMA, baik dari Pendaftaran maupun dari Iuran Bulanan harus dikembalikan kepada para sponsor.
Dengan tidak melupakan misi awalnya bahwa MAHATMA ini didirikan dengan niat suci ingin agar hidup kita bisa bermanfaat untuk orang banyak maka MAHATMA selalu mempunyai prinsip, biaya Pendaftaran dan Iuran bulanan harus yang paling murah dibandingkan olahraga pernafasan lainnya, bahkan bila tidak mampu maka tidak perlu bayar. Namun dalam masalah mutu atau kualitas, MAHATMA harus nomor satu.
Untuk itu kepada rekan-rekan sesama anggota MAHATMA mari kita amalkan ilmu MAHATMA ini, agar hidup kita bisa berarti untuk orang banyak. Dan MAHATMA bukannya milik seseorang, namun milik orang-orang yang mengajak orang ikut MAHATMA.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar